Selamat pagi sahabat, selamat pagi dunia, selamat pagi semua...
Kematian orang yang dicintai seperti pasangan, orangtua atau anak bisa mempengaruhi kehidupan dan kondisi kesehatan orang yang ditinggalkan. Salah satunya adalah peningkatan denyut dan gangguan irama jantung. Sebuah studi menunjukkan kematian pasangan atau anak dapat memicu denyut jantung menjadi lebih cepat dan ketidakteraturan irama jantung pada orang yang ditinggalkannya. Selain itu diketahui pula seseorang membutuhkan waktu hingga 6 bulan untuk kembali normal.
Dalam studi terbaru dilakukan monitor jantung selama 24 jam dan melakukan tes lain yang memungkinkan peneliti untuk mendokumentasikan peningkatan denyut jantung dan variabilitas irama jantung. Hal ini untuk mengetahui keteraturan dari irama jantung. Hasil studi menunjukkan orang yang berduka hampir dua kali lipat memiliki detak jantung yang cepat (tachycardia) dibandingkan dengan orang yang tidak berduka pada minggu-minggu awal setelah kematian anggota keluarganya.
Denyut jantung rata-rata orang berduka adalah 75,1 denyut per menit, tapi setelah enam bulan denyut jantungnya mulai kembali normal ke 70,7 denyut per menit.
"Peningkatan denyut jantung dan variabilitas irama jantung yang berkurang pada bulan-bulan awal seseorang kehilangan anggota keluarga memungkinkan terjadinya peningkatan risiko kardiovaskular. Di samping itu periode ini seringkali diikuti dengan tingkat stres yang tinggi," ujar Buckley.
Nilai depresi rata-rata dari orang yang berduka adalah 26,3 persen dan jika dibandingkan dengan orang yang tidak berduka hanya memiliki tingkat depresi sebesar 6,1 persen. Hal ini menunjukkan pada orang yang berduka juga meningkat tingkat depresi serta kecemasannya. Hasil penelitian ini telah dipresentasikan oleh Buckley dalam pertemuan ilmiah tahunan American Heart Association di Chicago. (Sumber: detik.com).
Semoga para sahabat bisa menikmati pagi ini.
Salam,
Salam,
0 komentar:
Posting Komentar