Ayam Bakar 17

Selasa, 15 Maret 2011

Perempuan Jangan Gemuk-gemuk Bila Ingin Jauhi Kanker Payudara

Selamat pagi sahabat, selamat pagi dunia, selamat pagi semua....

Beberapa faktor memang diketahui bisa meningkatkan risiko kanker payudara pada perempuan. Tapi jika seorang perempuan mengalami kegemukan atau obesitas, maka ia berisiko terkena kanker payudara yang agresif.

Berdasarkan studi terbaru diketahui bahwa perempuan menopause yang bertubuh gemuk (obesitas) memiliki risiko 35 persen lebih tinggi terkena kanker payudara 'triple-negative' dibanding perempuan yang tidak obesitas. Kanker payudara 'triple-negative' ini tergolong jenis kanker payudara yang agresif.

Perempuan gemuk juga memiliki peningkatan risiko sebesar 39 persen terkena kanker payudara reseptor estrogen positif, yaitu suatu jenis kanker yang akan diberi makan oleh hormon estrogen.

"Obesitas memang menjadi salah satu faktor risiko dari kanker payudara, tapi kami terkejut dengan penemuan bahwa obesitas dihubungkan dengan kanker payudara 'triple-negative'," ujar peneliti Amanda Phipps dari Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, seperti dikutip dari LiveScience, Kamis (3/3/2011).

Studi ini melibatkan 155.723 perempuan menopause dengan mengamati indeks massa tubuh (BMI) serta aktivitas fisiknya. Diketahui ada 307 perempuan yang mengalami kanker payudara 'triple-negative' dan 2.610 perempuan yang mengalami kanker payudara reseptor estrogen positif. Dan risiko kanker payudara meningkat pada perempuan yang memiliki nilai BMI tinggi atau tergolong dalam kategori obesitas.

Untuk menghindari risiko tersebut, perempuan harus menjaga berat badan ideal agar tidak mengalami kegemukan berlebih.

Banyak melakukan aktivitas fisik pada perempuan gemuk juga bisa menurunkan risiko kedua jenis kanker payudara tersebut. Aktivitas fisik yang tinggi menurunkan risiko kanker payudara 'triple-negative' sebesar 23 persen dan kanker payudara reseptor estrogen positif sebesar 15 persen.

Penemuan ini menunjukkan bahwa bukan hanya estrogen yang mempengaruhi risiko kanker, tapi kemungkinan ada faktor non-hormonal lain yang bisa mempengaruhi peningkatan risiko kanker.

Hasil penelitian ini telah diterbitkan pada tanggal 1 Maret 2011 dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention. (Sumber: detik.com)

Semoga para sahabat bisa menikmati pagi ini.

Salam,

Andy

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Powered By Blogger
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger