Selamat pagi sahabat, selamat pagi dunia, selamat pagi semua....
Berita tentang Gayus mencuat kembali setelah wajahnya dikenali pada turnamen tenis di Bali padahal semua orang tahu harusnya dia mendekam dalam tahanan penjara di rutan Mako Brimob. Suap lagi-lagi digunakan sebagai senjata oleh Gayus untuk memperlancar "acara ngelencer" berkeliaran keluar tahanan.
Menurut Bibit, setidaknya ada lima faktor yang membuat polisi mau menerima suap dari mantan pegawai dirjen pajak ini. Faktor pertama adalah sistem pengelolaan rutan yang amburadul. "Karena saya pernah sempat merasakan di sana jadi tahu gimana pengelolaanya," keluh Bibit saat berbincang dengan wartawan di kantor KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (12/11/2010).
Faktor kedua, lanjut Bibit, soal integritas moral penjaga rutan yang tergolong payah. Faktor ketiga, soal tidak rasionalnya gaji yang diterima petugas penjaga Rutan sehingga tidak menjamin kesejahteraan sipir rutan tersebut. "Harus ada remunerasi yang rasional," ungkap Bibit0.
Faktor keempat, karena memang pengawasan yang lemah dari petugas rutan terhadap para tahanan. Namun yang lebih penting dari yang lain adalah, faktor budaya taat hukum. "Baik yang jaga ataupun yang ditahan ya harus taat hukum," paparnya.
Sebelumnya Mabes Polri menyatakan, sembilan polisi, termasuk Kepala Rutan Mako Brimob Kompol Iwan Siswanto dijadikan tersangka dan ditahan terkait pelarian Gayus Tambunan. Kesembilan orang itu terkena pasal 5 ayat 2 pasal 11, pasal 12, UU Tipikor.
Pada Rabu 10 November, Kabareskrim Komjen Ito Sumardi menyatakan, Gayus sudah tidak ada di tahanan sejak Rabu 3 November 2010. Ito baru mengetahui hal itu hari Minggu 7 November. Ito yang marah besar, memerintahkan anak buahnya menembak Gayus jika eks pegawai Pajak itu tak segera balik ke selnya.
Para polisi kelabakan dan mencari-cari Gayus. Ayah tiga anak itu berhasil dijemput di rumah mewahnya berharga miliaran rupiah di Kelapa Gading pada Minggu malam. Kasus ini makin heboh setelah muncul foto pria mirip Gayus dan mirip istrinya sedang menonton tenis di Nusa Dua Bali pada 5 November pukul 21.00 WIB.
Inilah cermin penegakan hukum di negeri kita, semua institusi penegakan hukum baik pengadilan, kejaksaan, kepolisian dan bahkan sampai ke rumah tahanan citranya "babak belur" alias tingkat kepercayaan masyarakat pada institusi penegakan hukum sangat rendah. Sampai kapan begini terus?
Semoga para sahabat bisa menikmati pagi ini.
Salam,
Andy
0 komentar:
Posting Komentar