Ayam Bakar 17

Rabu, 09 Maret 2011

Jangan Racuni Anak dengan Garam

Selamat pagi sahabat, selamat pagi dunia, selamat pagi semua....

Saat ini hampir sebagian besar cemilan atau makanan yang dikonsumsi oleh anak mengandung kadar garam yang tinggi. Karena itu orangtua harus cermat melihat tabel nutrisi makanan agar tidak meracuni anak dengan konsumsi garam berlebih.

Beberapa makanan yang biasa dikonsumsi oleh anak-anak seperti mi instan, fast food atau jajanan cemilan lainnya diketahui mengandung kadar garam yang tinggi. Namun sayangnya masih belum banyak orangtua yang menyadari bahaya dari konsumsi garam berlebih.

"Umumnya anak-anak akan makan dengan lahap dan orangtua menjadi senang, padahal kondisi ini sama saja dengan meracuni anak sendiri karena garam itu berbahaya," ujar Prof Dr Rully M A Roesli, SpPD-KGH dalam acara The 5th Scientific Meeting of Hypertension 2011 di Hotel Ritz Charlton, Jakarta, Senin (28/2/2011).

Prof Rully menuturkan orangtua harus memperhitungkan asupan garam yang diterima oleh si anak. Hal ini agar anak tidak dibiasakan mengonsumsi makanan yang enak-enak dengan kandungan garam yang tinggi.

"Untuk itu orangtua harus memperhatikan tabel nutrisi yang ada di kemasan makanan anak-anak, biasanya garam ini ditulis dalam bentuk natrium," ujar Prof Rully yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia (PERHI).

Prof Rully mengungkapkan garam memang diperlukan oleh tubuh tapi ada batas-batas tertentu dalam penggunaannya. Saat ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi garam sebesar 3,5-5 gram per harinya atau setara dengan satu sendok teh.

Jika anak-anak dari kecil sudah dibiasakan mengonsumsi garam berlebih, maka kondisi ini bisa membentuk selera makan anak yang terbiasa dengan makanan enak dan dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi saat dewasa nanti. Padahal diketahui hipertensi merupakan suatu kondisi medis yang serius dan bisa menyebabkan berbagai komplikasi.

Hipertensi merupakan salah satu pencetus terjadinya penyakit jantung, ginjal dan stroke. Kondisi ini tidak menimbulkan gejala sampai akhirnya seseorang menderita salah satu komplikasi. Karenanya penting untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, melakukan aktivitas fisik serta memperhatikan jumlah garam yang dikonsumsi. (Sumber: detik.com)

Semoga para sahabat bisa menikmati pagi ini.

Salam,

Andy

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Powered By Blogger
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger