Selamat pagi sahabat, selamat pagi dunia, selamat pagi semua....
Kasus flu burung telah membuat banyak orang yang memelihara ayam harus berhati-hati dan direpotkan dengan urusan vaksinasi. Tapi dengan rekayasa genetika, ilmuwan berhasil menciptakan ayam yang tak bisa menularkan flu burung.
Ayam jantan yang disebut dengan ayam GM (Genetically Modified atau rekayasa genetika) ini memiliki tambahan DNA yang dimasukkan ke dalam genom sehingga menghasilkan sebuah molekul 'umpan' yang menghambat replikasi virus influenza dan mencegah penularan ke seluruh kawanan ayam.
Peneliti percaya bahwa terobosan ini akhirnya bisa mengarah pada penciptaan unggas, babi dan ternak GM lainnya sehingga tahan terhadap berbagai penyakit menular. Peneliti juga mengatakan bahwa terobosan ini dapat membantu mengurangi risiko penularan virus hewan berbahaya bagi manusia.
Meskipun banyak konsumen yang takut dan anti terhadap tanaman GM, ilmuwan percaya bahwa varietas ayam GM yang tahan penyakit ini dapat diterima karena alasan kekhawatiran terhadap penularan penyakit menular pada manusia.
"Kami percaya bahwa sikap publik Inggris untuk makanan GM tergantung pada sifat dan tujuan dari modifikasi genetik tersebut," jelas Laurence Tiley dari Cambridge University, seperti dikutip Independent, Sabtu (15/1/2011).
Menurut Tiley, perlawanan terhadap penyakit jelas merupakan manfaat yang besar bagi kesejahteraan hewan dan kesehatan masyarakat.
Ayam GM diciptakan dengan menambahkan sintetik fragmen DNA ke kromosom, yang menyebabkan ayam memproduksi RNA pendek, molekul genetik yang digunakan oleh virus influenza. Potongan RNA ini bertindak sebagai umpan dengan cara mengunci ke enzim yang digunakan oleh virus flu untuk membuat salinan dirinya.
"Umpan tersebut merupakan bagian penting dari genom virus flu yang identik untuk semua strain influenza A," lanjut Tiley.
Tiley mengharapkan umpan ini dapat bekerja untuk melawan semua strain flu burung dan akan menyulitkan virus tersebut berkembang melepaskan diri dari efek umpan.
"Jika Anda punya ayam GM yang tahan terhadap virus flu maka secara teori Anda tidak perlu lagi repot dengan vaksinasi," tambah Tiley.
Helen Sang dari Roslin Institute di Edinburgh University, anggota terkemuka dari tim yang melakukan studi ini, mengatakan bahwa hasil yang dicapai sejauh ini sangat menggembirakan. Hasil studi telah dipublikasikan dalam jurnal Science. (Sumber: detik.com)
Semoga para sahabat bisa menikmati pagi ini.
Salam,
Andy
0 komentar:
Posting Komentar