Selamat pagi sahabat, selamat pagi dunia, selamat pagi semua....
Sebagian besar orang beranggapan berhenti merokok di usia tua tidak ada manfaatnya. Apalagi banyak yang berpikiran tidak perlu berhenti merokok di usia karena sebentar lagi juga akan menghadap sang pencipta. Pemikiran seperti ini adalah salah, karena berhenti merokok di usia berapa pun tetap menguntungkan.
Dr Aulia menuturkan semakin cepat seseorang berhenti merokok, maka keuntungan yang didapatnya akan lebih besar, misalnya batuk menjadi hilang, akan lebih produktif dalam bekerja dan juga meningkatkan kualitas hidupnya.
Selain itu dengan berhenti merokok juga bisa menunda atau menghentikan kematian. Diketahui mengurangi kolesterol bisa menunda atau menghindari hingga 4.710 kematian, mengurangi tekanan darah bisa menunda atau menghindari hingga 7.235, sedangkan berhenti merokok bisa menunda atau menghentikan hingga 24.680 kematian.
"Hal ini karena merokok adalah penyebab penyakit dan kematian utama yang bisa dicegah, karenanya berhenti merokok bisa menghentikan kematian lebih besar," ujar dokter yang lahir di Bagan Siapi-api 65 tahun silam.
Sementara itu Dr Sylvia D Elvira, SpKJ(K) menuturkan motivasi yang kuat dan ingat akan tujuan yang ingin dicapainya merupakan dua hal penting dalam menentukan keberhasilan seseorang untuk berhenti merokok.
"Jika ingin berhenti merokok tapi lingkungan masih penuh dengan rokok, maka kuatkan motivasi yang dimiliki dan ingatkan terus akan tujuannya berhenti merokok," ujar dokter yang berpraktek di Sahid Sahirman Memorial Hospital, Jakarta.
Dr Sylvia menambahkan orang yang ingin berhenti merokok diharapkan belajar untuk tidak mudah terpengaruh, meskipun lingkungan mengejeknya tapi kuatkan diri untuk mengatakan 'Tidak, Aku mau berhenti merokok'.
Klinik Stop Merokok
Saat ini belum banyak rumah sakit yang memiliki klinik khusus untuk membantu seseorang berhenti merokok, salah satunya terdapat di Sahid Sahirman Memorial Hospital. Klinik ini didirikan karena berdasarkan hasil medical chek up terhadap 2.654 diketahui bahwa 31 persen orang merokok dan 94 persen diantaranya memiliki penyakit kronis.
"Salah satu saran yang diberikan untuk karyawan yang merokok dan memiliki penyakit kronis adalah berhenti merokok. Untuk berhenti merokok diperlukan terapi menyeluruh dan selektif," ujar dr Harry A Alamudin, MA selaku Direktur Medis SSMH.
Di klinik ini nantinya peserta akan mendapatkan terapi farmakologis (pemberian obat) dan juga non-farmakologis (konseling dengan dokter, sharing dengan peserta lainnya dan juga konseling melalui telepon).
Program berhenti merokok ini meliputi 4 kali konseling dengan dokter, 3 kali konseling dengan psikiater, terapi obat, sesi sharing yang melibatkan seluruh peserta, motivator dan dokter yang bersangkutan. Untuk mengikuti program berhenti merokok ini peserta dikenai biaya sebesar Rp 3.718.000 dan berlangsung selama 3 bulan. (Sumber: detik.com)
Semoga para sahabat bisa menikmati pagi ini.
Salam,
SCP
0 komentar:
Posting Komentar